Seorang pria hilir mudik di beranda sebuah rumah sakit. Dari wajahnya
Nampak kecemasan. Kadang dia menerawang ke arah langit, kadang juga mengusap
keringat yang meleleh dari keningnya. Laki-laki itu masih muda, sekitar dua
puluh lima tahun. Namun gurat-gurat di sepanjang wajahnya membuat dia Nampak
lebih tua.
Beberapa saat kemudian, dari dalam sebuah ruangan keluar seorang pria
berpakaian serba putih. Dokter tersebut memanggil nama pria yang sedang dilanda
kekhawatiran. Dokter menjabat tangan pria tersebut sambil mengucapkan selamat
atas kelahiran putra pertamanya. Kecemasan diwajah pria muda berangsur hilang
digantikan senyum bahaagia.dia segera masuk ke dalam ruang persalinan.
Pria muda yang baru menjadi seorang ayah tak henti-hentinya mengucap
hamdalah, bersyukur kekpada Allah atas kelahiran putra pertamanya. Ia kecup
mesra kening istrinya sambil mengusap lembut rambutnya yang setengah basah oleh
keringat.
“Terima kasih istriku, kamu telah memberiku seorang putrra yangluar
biasa,” ucap pria muda dengan penuh cinta.
Air mata merembes dari ujung-ujung mata wanita muda yang masih berbaring
di atas ranjang persalinan, mengalir perlahan membasahi pipi merahnya. Dalam
isak terpendam, si ibu muda berkata lirih,
“Terima kasih suamiku, benih yang kau tanam telah menjadikan aku sempurna
sebagai wanita.”
Dua jiwa yang sedang di naungi awan bahagia menyatu padu dalam alunan
irama syukur,
“Istriku ini adalah anugerah terindah yang Allah berikan kepada kita,”
pelan suara ayah muda berbisik ditelinga istrinya.
“Iya anugerah yang harus kita jaga agar ia terus menjadi indah,” balas
ibu muda sambil mengusap punggung suaminya.
Mata ayah muda berpaling dari wajah lelah istrinya, sinarnya memancar
menerangi sesosok bayi yang tidur terbujur di samping pembaringan.
“ Anakku, kamu harus menjadi istimewa selamanya karena kamu adalah putra
pertamaku,” lirih sang ayah penuh harap.
Sahabat pembaca yang budiman.
Kelahiran adalah sebuah awal dari perjalanan hidup. Siapa pun manusia di
muka bumi, selain adam dan hawa, mengalami proses kelahiran. Kelahiran menjadi
suatu keniscayaan bagi semua manusia. Tidak ada manusia yang tumbuh besar tanpa
melalui kelahiran.
Pada saat kelahiran semua manusia sama, terlahir telanjang tana membawa
sesuatu pun. Hanya tangisan yang menyertai kelahiran seorang manusia. Albert
Einstein yang terkenal sebagai manusia super jenius terlahir tanpa membawa perbekalan
rumus fisika. Diego Armando maradona sang dewa sepak bola argentina terlahir tanpa
dibekali sebuah buku panduan teknik memainkan si kulit bundar. Bill gates
pendiri Microsoft corporation tidak terlahir dengan membawa seperangkat
software atau hardware computer. Mariah carey, penyanyi top amerika tidak bisa langsung bernyanyi pada
saat kelahirannya. Soekarno, bapak proklamator Indonesia yang dikenal sebagai
penceramah ulung, tidak terlahir dengan membawa buku retorika ceramah. Dan,
sederet orang-orang ternama yang menjalani kehidupan dalam bingkai kesuksesan
terlahir sama seperti kita.
Kita dan orang-orang besar mempunyai awal yang sama; memulai hidup yang
dengan tangisan dalam keadaan telanjang. Jika mereka bisa menjadi besar
sedangkan kita masih tetap kecil berarti ada sesuatu yang kita lewatkan dalam
proses hidup ini. Proses menjadi besar tentunya lebih rumit dan sulit ketimbang
proses untuk tetap menjadi kecil. Seperti halnya sebuah gubuk dan istana, meskipun
keduanya memiliki fungsi yang sama sebagai tempat tinggal namun jelas berbeda
dari segala aspeknya.
Gubuk dibangun tanpa proses yang sulit. Kita hanya butuh kayu balokan,
triplek, asbes, dan paku secukupnya. Untuk membangun sebuah gubuk kita sendiri
bisa melakukannya tanpa menyewa tenaga tukang. Gubuk sudah bisa ditempati dalam
hitungan hari. Jadi untuk memilki sebuah gubuk kita hanya perlu modal sedikit,
bekerja sebentar, dan lahan alakadarnya.
Istana dibangun dengan sebuah perencanaan. Seorang arsitek harus disewa
khusus untuk menggambar sketsa dan menghitung biaya yang diperlukan. Bahan-bahan
untuk membangun istana berasal dari bahan bangunan terbaik yang tentunya dengan
harga yang mahal. Pekerja yang dibayaruntuk pembangunan ustana adalah pekerja
yang berhasil dijaring dari sebuah proses seleksi. Pemilik istana harus
bersabar menunggu berbulan-bulan untuk bisa menikmati tinggal di dalam istana.
Jadi, untuk mendapatkan sebuah istana kita harus melalui proses yang rumit,
memerlukan modal yang besar, pekerjaan yang memerlukan waktu lama, dan lahan
yang sangat luas tentunya.
Orang besar telah melalui mekanisme hidup mirip pembangunan istana. Oleh
karena itu, jika mereka mendapatkan kenikmatan hidup, itu semua adalah bayaran
atas segala pengorbanan yang mereka lakukan. Sedangkan orang kecil hanya berani
berproses seperti pembangunan sebuah gubuk; cepat, mudah,murah, dan tanpa
resiko.
Sahabat sekalian.
Pilihan hidup terbentang di depan kita; menjadi besar dengan cara
mengikuti proses yang telah dilalui oleh orang-orang besarsebelum kita atau tetap
menjadi kecil seperti kebanyakan orang yang kita jumpai disekitar lingkungan?
Jika kita memilih untuk menjadi besar percayalah peluang untuk
merealisasikannya sangat besar.
Bukankah kita terlahir sama seperti mereka yang telah melegenda?
Bukankah awal semua manusia itu sama?
Comments
Post a Comment